Apa yang boleh kita belajar dari semut ?
Semut adalah makhluk hidup dengan populasi terpadat di dunia
dimana menurut kajian para pengkaji perbandingannya untuk setiap 700 juta semut
yang muncul ke dunia ini, hanya terdapat 40 kelahiran manusia. Oleh itu, sememangnya
tentu masih banyak informasi lain yang menakjubkan yang dapat dipelajari tentang
makhluk ini.
Semut merupakan salah satu kelompok yang paling “sosial” di dalam keluarga serangga dan hidup sebagai masyarakat yang disebut “koloni” yang “terorganisasi” baik dimana mereka begitu maju sehingga dapat dikatakan dalam segi ini mereka memiliki peradaban yang mirip dengan peradaban manusia.
Semut merawat ‘bayi-bayi’, melindungi koloni, bertempur, berproduksi dan menyimpan makanan. Bahkan ada koloni yang melakukan pekerjaan yang bersangkutan dengan “pertanian” atau “perternakan”. Dengan jaringan komunikasi yang sangat kuat, semut begitu unggul sehingga tak dapat dibandingkan dengan organism mana - mana pun dari segi kepakaran dan organisasi sosial.
Di kala manusia yang cerdik pandai berusaha keras siang-malam mencari
rumusan organisasi sosial yang berjaya dan jalan penyelesaian berbagai masalah ekonomi dan sosial, semut-semut
telah menjalani sistem sosial yang ideal sejak berjuta – juta tahun hingga hari
ini. Bahkan, mereka mampu berkorban pada tingkat yang lebih tinggi daripada
manusia dan salah satu perkara yang menarik ialah mereka tidak mengenal konsep
diskriminasi, kaya-miskin atau perebutan
kekuasaan.
Setiap koloni semut setia dan tunduk pada sistem kasta secara ketat yang
terdiri dari tiga bahagian besar dalam
koloni iaitu :
- Anggota kasta pertama adalah ratu
dan semut-semut jantan, yang memungkinkan mereka berkembang biak.
- Anggota kasta kedua adalah
prajurit.
- Kasta ketiga terdiri atas semut
pekerja.
Kecanggihan organisasi, kepakaran semut di dalam komunikasi dan
bidang-bidang tertentu telah membuatkan manusia memusatkan sistemnya kearah
sistem harmonis tersebut.Walapun semut tidak mempunyai kekuatan pusat seperti
pemimpin atau komando untuk mengawal pergerakan mereka namun disiplin mereka sangat tinggi sebandingan
dengan tentera dan telah terbukti mereka adalah makhluk hidup yang suka
tolong-menolong dan rela untuk berkorban. Pengorbanan yang ditunjukkan ini
benar-benar pengorbanan tingkat tinggi. Sementara manusia belum berhasil
memerangi kelaparan di dunia, semut telah menemukan penyelesaiannya memberi
segala miliknya termasuk makanan, tanpa ragu, agar semut lain tetap hidup,
hanyalah salah satu contoh pengorbanan di alam yang tak mampu dijelaskan teori
evolusi.
Bagi semut tidak timbul permasalahan kepadatan penduduk dengan pengelolaan kota bawah tanah mereka yang berpopulasi 50 juta ekor dengan keteraturan luar biasa tanpa merasa kurang sesuatu apa dimana setiap semut mampu beradaptasi pantas dengan perubahan yang terjadi di dalam lingkungannya.
Semut adalah makhluk yang hidup dalam sistem sosial dan
berkelompok sejak hari mereka pertama diciptakan. Semua ini juga membuktikan
bahwa semut muncul pada satu saat dengan segala ciri-ciri selengkapnya dimana seekor
semut yang baru menetas dari telur sudah tahu tugasnya saat itu juga dan mulai
bekerja tanpa membuang waktu.
Semut memiliki satu sistem kaedah komunikasi yang cukup hebat
dimana organ pengesan 500.000 sel saraf yang termuat dalam 2 atau 3 milimeter
tubuh mereka dapat dipergunakan setiap saat menemui mangsa hingga saling
mengikut sesamanya, membangun sarang
hingga bertarung.
Comments